Pendahuluan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sebagai bagiandari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umumadalah
semua yang teknologi berhubungan denganpengambilan, pengumpulan (akuisisi),
pengolahan,penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi(Kementerian Negara
Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakupdalam definisi tersebut adalah semua
perangkat keras,perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur
komputermaupun (tele)komunikasi. Istilah TIK atau ICT (
Information and Communication
Technology
), atau yang di kalangan negaraAsia
berbahasa Inggris disebut sebagai
Infocom
, munculsetelah berpadunya teknologi
komputer (baik perangkat kerasmaupun perangkat lunaknya) dan teknologi
komunikasi sebagaisarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad
ke-20.Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh
melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkansampai awal abad ke-21 ini,
dipercaya bahwa bidang TIK masihakan terus pesat berkembang dan belum terlihat
titik jenuhnyasampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat
global,perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidangkehidupan umat
manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidangteknologi lain telah sedemikian jauh
sehingga tidak ada satupunperalatan hasil inovasi teknologi yang tidak
memanfaatkanperangkat TIK
Membicarakan pengaruh TIK pada
berbagai bidang lain tentumemerlukan waktu diskusi yang sangat panjang.
Dalammakalah ini, kaitan TIK dengan proses pembelajaran disorotilebih dibanding
dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpamengecilkan pengaruh TIK di bidang
lain, bidang pembelajaranmendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya
dengankemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.
Membicarakan pengaruh TIK pada
berbagai bidang lain tentumemerlukan waktu diskusi yang sangat panjang.
Dalammakalah ini, kaitan TIK dengan proses pembelajaran disorotilebih dibanding
dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpamengecilkan pengaruh TIK di bidang
lain, bidang pembelajaranmendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya
dengankemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.
Perkembangan TIK
Bila dilacak ke belakang, terdapat
beberapa tonggakperkembangan teknologi yang secara nyata memberisumbangan
terhadap eksistensi TIK saat ini. Pertama adalahtemuan telepon oleh Alexander
Graham Bell pada tahun 1875.Temuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan
penggelaran jaringan komunikasi dengan kabel yang melilit seluruh daratanAmerika,
bahkan kemudian diikuti pemasangan kabelkomunikasi trans-atlantik. Inilah
infrastruktur masif pertamayang dibangun manusia untuk komunikasi global.
Memasukiabad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terealisasitransmisi suara
tanpa kabel melalui siaran radio AM yangpertama (Lallana, 2003:5). Komunikasi
suara tanpa kabelsegera berkembang pesat, dan kemudian bahkan diikuti pulaoleh
transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siarantelevisi pada tahun
1940-an. Komputer elektronik pertamaberoperasi pada tahun 1943, yang kemudian
diikuti olehtahapan miniaturisai komponen elektronik melalui penemuan
transistor pada tahun 1947, dan
rangkaian terpadu (
integrated electronics
) pada tahun 1957. Perkembangan
teknologielektronika, yang merupakan soko guru TIK saat ini,mendapatkan momen
emasnya pada era perang dingin.Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika
Serikat) dan blokTimur (eks Uni Sovyet) justru memacu perkembangan
teknologielektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik
untukpengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesinperang. Miniaturisasi
komponen elektronik, melalui penciptaanrangkaian terpadu, pada puncaknya
melahirkan mikroprosesor.Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat
keraskomputer, dan terus berevolusi sampai saat ini.Di lain pihak, perangkat
telekomunikasi berkembang pesat saatmulai diimplementasi-kannya teknologi
digital menggantikanteknologi analog yang mulai menampakkan batas-batasmaksimal
pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkattelekomunikasi kemudian berkonvergensi
dengan perangkatkomputer yang dari awal merupakan perangkat yangmengadopsi
teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilahyang saat ini muncul dalam
bentuk telepon seluler. Di atasinfrastruktur telekomunikasi dan komputasi
inilah kandungan isi(
content
) berupa multimedia, mendapatkan
tempat yang tepatuntuk berkembang. Konvergensi
telekomunikasi-komputasi-multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21,
sebagaimanaabad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi
industrimenjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia
maka revolusi digital (karena
konvergensi telekomunikasi-komputasi-multimedia terjadi melalui implementasi
teknologidigital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atausetidaknya
meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.Indonesia pernah menggunakan istilah
telematika (
telematics
)untuk maksud yang kurang lebih sama
dengan TIK yang kitakenal saat ini.
Encarta Dictionary
mendeskripsikan
telematics
sebagai
telecommunication+informatics
(telekomunikasi +informatika)
meskipun sebelumnya kata itu bermakna
science of data
transmission
. Pengolahan informasi
danpendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membukabanyak peluang
untuk dimanfaatkan di berbagai bidangkehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan.
Ide untukmenggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-prosesyang rumit,
animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan,sangat menarik minat praktisi
pembelajaran. Tambahan lagi,kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak
terkendalawaktu dan tempat, juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalandengan itu
mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan
e
,mulai dari
e-book, e-learning, e-laboratory,
e-education, e- library
dan sebagainya. Awalan
e-
bermakna
electronics
yangsecara implisit dimaknai
berdasar teknologi elektronika
digital
.
Kebijakan Nasional bidang TIK
Menyadari pentingnya TIK sebagai
bidang yang berperanbesar dalam pembangunan nasional, Kementerian NegaraRiset
dan Teknologi memberikan arahan sektor-sektor yang
diprioritaskan untuk dikembangkan
melalui kegiatan riset,antara lain: infrastruktur informasi, perangkat lunak,
kandunganinformasi (
information content
), pengembangan SDM dankelembagaan,
pengembangan regulasi dan standarisasi(Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
2006: 5).
Infrastruktur Informasi
Infrastruktur informasi terdiri atas
beberapa aspek yangseluruhnya harus dibangun secara paralel dan
salingmenunjang. Aspek pertama adalah jaringan fisikyang berfungsisebagai jalan
raya informasi baik pada tingkat jaringan tulang-punggung maupun tingkat akses
pelanggan. Jaringan tulangpunggung harus mampu menghubungkan seluruh
daerahIndonesia sampai wilayah pemerintahan terkecil. Pada tingkatakses
pelanggan harus memungkinkan tersedianya akses yangmurah dan memadai bagi
masyarakat luas.Aspek kedua menekankan pada kemanfaatan sebesar-besarnya
pengelolaan sumber informasi bagi seluruhkomponen masyarakat. Kondisi ini dapat
dicapai melaluidiwujudkannya interoperabilitas sumber daya informasi
yangtersebar luas sehingga dapat dimanfaatkan secara efisien danefektif oleh
seluruh pemangku kepentingan.Aspek terakhir adalah pengembangan perangkat
keras, baik disisi jaringan maupun di sisi terminal. Pengembangan ini
harusdirancang berdasarkan kebutuhan dan kondisi jaringan yangada di Indonesia,
dengan mengadopsi sistem terbuka dan
diprioritaskan untuk dikembangkan
melalui kegiatan riset,antara lain: infrastruktur informasi, perangkat lunak,
kandunganinformasi (
information content
), pengembangan SDM dankelembagaan,
pengembangan regulasi dan standarisasi(Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
2006: 5).
Infrastruktur Informasi
Infrastruktur informasi terdiri atas
beberapa aspek yangseluruhnya harus dibangun secara paralel dan
salingmenunjang. Aspek pertama adalah jaringan fisikyang berfungsisebagai jalan
raya informasi baik pada tingkat jaringan tulang-punggung maupun tingkat akses
pelanggan. Jaringan tulangpunggung harus mampu menghubungkan seluruh
daerahIndonesia sampai wilayah pemerintahan terkecil. Pada tingkatakses pelanggan
harus memungkinkan tersedianya akses yangmurah dan memadai bagi masyarakat
luas.Aspek kedua menekankan pada kemanfaatan sebesar-besarnya pengelolaan
sumber informasi bagi seluruhkomponen masyarakat. Kondisi ini dapat dicapai
melaluidiwujudkannya interoperabilitas sumber daya informasi yangtersebar luas
sehingga dapat dimanfaatkan secara efisien danefektif oleh seluruh pemangku
kepentingan.Aspek terakhir adalah pengembangan perangkat keras, baik disisi
jaringan maupun di sisi terminal. Pengembangan ini harusdirancang berdasarkan
kebutuhan dan kondisi jaringan yangada di Indonesia, dengan mengadopsi sistem
terbuka dan
menanamkan tingkat kecerdasan
tertentu untuk memudahkanintegrasi sistem dan pengembangannya di masa depan.
Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak
diarahkan pada realisasisistem aplikasi yang mampu menunjang proses
transaksiekonomi yang cepat dan aman, serta pengambilan keputusanyang benar dan
cepat. Harga yang terjangkau dan daya saingpada tingkat internasional merupakan
salah satu kriteria yangdipersyaratkan, khususnya mendukung kebijakan
substitusiimpor.Perangkat lunak sistem operasi dengan kehandalan tinggi
dankebutuhan sumber daya memori maupun prosesor yangminimal serta fleksibel
terhadap perangkat keras maupunprogram aplikasi yang baru, merupakan prioritas
yang harusdikembangkan. Program aplikasi juga perlu dikembangkan,terutama yang
terkait dengan sektor perekonomian, industri,pendidikan, maupun
pemerintahan.Dalam mempercepat pengembangan dan pendayagunaanperangkat lunak,
perlu pula ditinjau implementasi konsep
open source
. Penerapan konsep
open source
ini diharapkan mampumenggalakkan
industri perangkat lunak dengan partisipasiseluruh lapisan masyarakat tanpa
melakukan pelanggaran hakcipta.
Kandungan Informasi
Kegiatan pengembangan kandungan
informasi(
information content
) bertujuan melakukan penataan,penyimpanan,
dan pengolahan informasi yang diperlukan untukmeningkatkan efisiensi proses
pembangunan,pengorganisasian, pencarian, dan pendistribusian informasi.Kegiatan
riset dan pengembangan kandungan informasi diawalidengan pemetaan berbagai
potensi dan informasi nasionalbeserta pemodelan proses
information retrieval
. Dengandemikian implementasi
information repository
dan
information sharing
merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilanpengembangan teknologi informasi dan komunikasi.Pemanfaatan
maksimal kandungan informasi yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan
potensi lokal, akumulasikekayaan seni dan budaya Indonesia yang beraneka ragamdapat
pula dieksploitasi sebesar-besarnya untuk menghasilkanproduk-produk seni budaya
yang berbasis multimedia.
Pengembangan SDM
Dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM)diperlukan upaya peningkatan kemandirian dan keunggulan,yang salah
satunya adalah dengan mengembangkan sistempendidikan dan pelatihan untuk
membentuk keahlian danketerampilan masyarakat dan peneliti dalam bidang
teknologiyang strategis serta mengantisipasi timbulnya kesenjangankeahlian
sebagai akibat kemajuan teknologi, khususnyateknologi informasi dan komunikasi
Pengembangan Regulasi dan Standarisasi
Program kajian regulasi meliputi
penyusunan Undang-Undang dan penyempurnaan berbagai kebijakan terkait
bidangteknologi informasi, komunikasi dan
broadcasting.
Salahsatunya adalah penyempurnaan
Cetak Biru Telekomunikasidan UU Telekomunikasi No. 36/1999 yang sudah
mulaiketinggalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutanmasyarakat.
Penyelesaian Rancangan UU tentang Informasidan Transaksi Elektronik dan
berbagai UU lain yang dapatmendorong pertumbuhan aplikasi IT sangatlah diharapkanrealisasinya
pada tahun 2005-2025. Termasuk dalam kerangkaregulasi ini adalah mempercepat
terlaksananya proseskompetisi yang sebenar-benarnya dalam penyediaan
jasatelekomunikasi sehingga dapat memberikan perbaikan kondisilayanan,
kemudahan bagi pengguna jasa, serta harga yangekonomis.
TIK dalam Pembelajaran
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
di Indonesia telahmemiliki sejarah yang cukup panjang.
Inisiatifmenyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisipendidikan
sebagai upaya melakukan penyebaran informasi kesatuan-satuan pendidikan yang
tersebar di seluruh nusantara,merupakan wujud dari kesadaran untuk
mengoptimalkanpendayagunaan teknologi dalam membantu prosespembelajaran
masyarakat. Kelemahan utama siaran radiomaupun televisi pendidikan adalah tidak
adanya interaksi imbal-
Pengembangan Regulasi dan
Standarisasi
Program kajian regulasi meliputi
penyusunan Undang-Undang dan penyempurnaan berbagai kebijakan terkait
bidangteknologi informasi, komunikasi dan
broadcasting.
Salahsatunya adalah penyempurnaan
Cetak Biru Telekomunikasidan UU Telekomunikasi No. 36/1999 yang sudah
mulaiketinggalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutanmasyarakat.
Penyelesaian Rancangan UU tentang Informasidan Transaksi Elektronik dan
berbagai UU lain yang dapatmendorong pertumbuhan aplikasi IT sangatlah diharapkanrealisasinya
pada tahun 2005-2025. Termasuk dalam kerangkaregulasi ini adalah mempercepat
terlaksananya proseskompetisi yang sebenar-benarnya dalam penyediaan
jasatelekomunikasi sehingga dapat memberikan perbaikan kondisilayanan,
kemudahan bagi pengguna jasa, serta harga yangekonomis.
TIK dalam Pembelajaran
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
di Indonesia telahmemiliki sejarah yang cukup panjang.
Inisiatifmenyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisipendidikan
sebagai upaya melakukan penyebaran informasi kesatuan-satuan pendidikan yang
tersebar di seluruh nusantara,merupakan wujud dari kesadaran untuk
mengoptimalkanpendayagunaan teknologi dalam membantu prosespembelajaran
masyarakat. Kelemahan utama siaran radiomaupun televisi pendidikan adalah tidak
adanya interaksi imbal-
balik yang seketika. Siaran bersifat
searah, dari nara sumberbelajar atau fasilitator kepada pembelajar.Introduksi
komputer dengan kemampuannya mengolah danmenyajikan tayangan multimedia (teks,
grafis, gambar, suara,dan
movie
) memberikan peluang baru untuk
mengatasikelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bilatelevisi
hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya
adalah materi hasil rekaman),pembelajaran berbasis teknologi internet
memberikan peluangberinteraksi baik secara sinkron (
real time
) maupun asinkron(
delayed
). Pembelajaran berbasis Internet
memungkinkanterjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulanutama bahwa
pembelajar maupun fasilitator tidak harus beradadi satu tempat yang sama.
Pemanfaatan teknologi
video conference
yang dijalankan berdasar teknologi
Internet,memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjangterhubung ke
jaringan komputer. Selain aplikasi puncak sepertiitu, beberapa peluang lain
yang lebih sederhana dan lebihmurah juga dapat dikembangkan sejalan dengan
kemajuan TIKsaat ini.
Buku Elektronik
Buku elektronik atau
ebook
adalah salah satu teknologiyang
memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasimultimedia dalam bentuk yang
ringkas dan dinamis. Ke dalam
ebook
dapat diintegrasikan tayangan suara,
grafik, gambar,
animasi, maupun
movie
sehingga informasi yang disajikan
lebihkaya dibandingkan dengan buku konvensional.Jenis
ebook
paling sederhana adalah yang
sekedarmemindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronikyang ditayangkan
oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusanbuku dapat disimpan dalam satu
keping CD atau
compact disk
(kapasitas sekitar 700MB), DVD
atau
digital versatile disk
(kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB),
ataupun
flashdisk
(saat inikapasitas yang tersedia
sampai 4 GB). Bentuk yang lebihkompleks dan memerlukan rancangan yang lebih
cermat adapada misalnya
Microsoft Encarta
dan
Encyclopedia Britannica
yang merupakan ensiklopedi
dalam format multimedia. Formatmultimedia memungkinkan
ebook
menyediakan tidak sajainformasi
tertulis tetapi juga suara, gambar,
movie
dan unsurmultimedia lainnya.
Penjelasan tentang satu jenis musik,misalnya, dapat disertai dengan cuplikan
suara jenis musiktersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahamiapa yang
dimaksud oleh penyaji.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan
untuk
e-learning
.Victoria L. Tinio, misalnya,
menyatakan bahwa
e-learning
meliputi pembelajaran pada
semua tingkatan, formal maupunnonformal yang menggunakan jaringan komputer
(intranetmaupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi,dan/atau
fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yangsebagian prosesnya
berlangsung dengan bantuan jaringan
internet, sering disebut sebagai
online learning
. Definisi yanglebih luas
dikemukakan pada
working paper
SEAMOLEC, yakni
e-learning
adalah pembelajaran melalui jasa
elektronik(SEAMOLEC, 2003:1). Meski beragam definisi namun padadasarnya
disetujui bahwa
e-learning
adalah pembelajarandengan
memanfaatkan teknologi elektronik sebagai saranapenyajian dan distribusi
informasi. Dalam definisi tersebuttercakup siaran radio maupun televisi
pendidikan sebagai salahsatu bentuk
e-learning
. Meskipun per definisi radio dan televisipendidikan
adalah salah satu bentuk
e-learning
, padaumumnya disepakati bahwa
e-learning
mencapai bentukpuncaknya setelah
bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning
atau
web-based learning
dalam bentukpaling sederhana adalah
web-site
yang dimanfaatkan untukmenyajikan
materi-materi pembelajaran. Cara inimemungkinkan pembelajar mengakses sumber
belajar yangdisediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpundikehendaki.
Bila diperlukan, dapat pula disediakan
mailing-list
khusus untuk situs
pembelajaran tersebut yang berfungsisebagai forum diskusi.Fasilitas
e-learning
yang lengkap disediakan oleh
perangkatlunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelolapembelajaran atau
LMS (
learning management system
). LMSmutakhir berjalan berbasis
teknologi internet sehingga dapatdiakses dari manapun selama tersedia akses ke
internet (HariWibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi
pengelolaan siswa atau peserta
didik, pengelolaan materipembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran
termasukpengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaankomunikasi antara
pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya.Fasilitas ini memungkinkan
kegiatan belajar dikelola tanpaadanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak
yang terlibat(administrator, fasilitator, peserta didik atau
pembelajar).‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh
email,
kanal
chatting
, atau melalui
video conference
.
Aplikasi Lain
Selain
e-book
dan fasilitas
e-learning
, berbagai aplikasilain bermunculan
(dan kadang saling berintegrasi sehinggamenimbulkan sinergi) sebagai dampak
ikutan perkembanganTIK terutama internet.
E-zine
dari kata
e-magazine
, merupakan bentuk digital
darimajalah konvensional. Penerbitan majalah berformat digitalmemungkinkan
ditekannya ongkos produksi (karena tidak perlumencetak) dan distribusi (karena
sekali di
upload
ke server,seluruh dunia bisa
mengaksesnya). Pemutakhiran isinya jugadapat dilakukan dengan sangat cepat
sehingga perkembanganmutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk
dalamkategori
e-zine
ini adalah
e-newspaper
yang berfokus padaberita terkini dan
e-journal
yang memfokuskan diri pada
laporanhasil-hasil penelitian.
E-laboratory
, merupakan bentuk digital dari
fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara
digital
Pada dasarnya, perangkat lunak ini
adalah perangkat lunakanimasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam keping
CD,DVD maupun disajikan pada
web-site
sebagai
web-based application
(perangkat lunak yang berjalan pada
jaringaninternet).Blog atau
weblog
adalah perkembangan mutakhir di
bidang
web-based application
. Ide semula adalah
menyediakanfasilitas
electronic diary
atau buku harian elektronik
untukremaja. Pengguna dapat mengisi buku harian tersebutsemudah menulis email,
mengunggah (
upload
) ke server hanyadengan meng-klik
ikon, dan hasilnya adalah tayangan tulisan dilayar
browser
. Pemakai internet di manapun berada
dapatmelihat publikasi tersebut dengan mengakses alamat situs,misalnya:
http://hariwibawanto.wordpress.com
. Dari sisikandungan isi, blok
sekarang banyak berisi gagasan, ide, danopini pribadi tentang satu masalah yang
menarik secarasubyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih
bisadiperdebatkan, tetapi yang penting adalah blog memungkinkanseseorang tanpa
pengetahuan desain
web-site
dapat denganmudah membuat
web-site
pribadi dan mengelola
maupunmemutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lainadalah
tersedianya banyak server blog gratis. Dalam kontekspemanfaatannya bagi proses
pembelajaran, kandungan isi blogpembelajar, misalnya, dapat menjadi umpan balik
bagifasilitator
Konteks Lokal: Universitas Negeri
Semarang
Salah satu syarat awal keterlibatan
sivitas akademikadalam dunia TIK modern adalah
computer literate
atau melekkomputer. Pendekatannya
bisa
top-down
(dari dosen turun kemahasiswa) atau
sebaliknya
bottom-up
(dari mahasiswa naik kedosen), atau
dua-duanya berjalan simultan. Pendekatan ketigaitulah yang secara alami terjadi
di Universitas Negeri Semarang(Unnes). Penetrasi budaya masyarakat informasi
yangditularkan oleh perguruan tinggi besar di Indonesia maupun luarnegeri telah
menjadikan sebagian dosen
melek komputer
dan
melek internet
lebh dulu dari rekan-rekannya yang
lain. Asetinilah yang secara alami melalui proses interaksi salingmemerlukan,
menjadi sarana persebaran keterampilan (danbudaya) menggunakan komputer dan
internet.Penggarapan lebih serius dilakukan oleh UPT Sumber Belajardan Media
melalui kegiatan-kegiatan pelatihan produksimultimedia, perancangan situs web,
dan sebagainya, yangberlangsung sejak tahun 2000. Dalam
kegiatan-kegiatanpelatihan itulah dilakukan pengenalan pemanfaatan
komputeruntuk pembelajaran, sehingga menimbulkan gairah belajar-mengajar dengan
fasilitas komputer.Sejak itu, mulailah masing-masing jurusan maupun
programstudi menyediakan fasilitas laboratorium komputer maupunlaboratorium
produksi multimedia. Kebutuhan yang mendesakterhadap akses internet mulai
dilayani oleh warung internetyang bekerjasama dengan UPT Perpustakaan, kemudian
disusul oleh layanan serupa di
Jurusan Fisika, JurusanEkonomi, dan Jurusan Teknik Elektro.Menyadari pentingnya
akses Internet dan fasilitas pembelajaranberbasis TIK lainnya, maka pada tahun
2006, melalui programhibah kompetisi INHERENT Unnes berupaya
menyatukan jaringan-jaringan komputer lokal yang ada di 8 fakultas
denganmenggunakan
back-bone
serat optik. Upaya itu
berhasildilakukan setelah Unnes memenangkan hibah INHERENT(Unnes, 2006).
Penyatuan jaringan lokal tersebutmemungkinkan dioperasikannya sistem informasi
online
yangmulai tahun 2007 dimanfaatkan sebagai sarana
heregistrasi,yudisium,
dan pengisian KRS secara
online
. Pengembanganselanjutnya adalah
menyatukan beberapa kampus Unnes yangberada di lokasi lain (misalnya: Program
Pascasarjana diBendan Ngisor dan PGSD di Karanganyar) menjadi
satu jaringan dengan kampus pusat di Gunungpati. Sayangnya,keterbatasan
anggaran rutin yang disediakan Unnesmenjadikan rencana-rencana tersebut hanya
dapatdilaksanakan dengan mengandalkan dana-dana dari programhibah kompetisi.
Tim-tim yang dibentuk oleh Unnes mendapattugas berat untuk mengajukan dan
mempertahankan proposalyang diajukan ke Direktorat Pendidikan Tinggi,
bersaingdengan ratusan perguruan tinggi lain (negeri maupun swasta),agar dapat
didanai.
Beberapa permasalahan yang
ditengarai menjadi tantanganpemanfataan TIK bagi pembelajaran di Unnes antara
lainadalah:Adanya
digital divide
dalam konteks lokal Unnes sendiri.
Adakesenjangan antara mahasiswa yang memperoleh kekayaaninformasi lebih dengan
mahasiswa yang memiliki aksesinformasi terbatas, baik akibat belum meratanya
ketersediaanfasilitas, kurangnya keterampilan mengakses informasi,kurangnya
dukungan finansial, maupun oleh sebab-sebab lainyang belum bisa diidentifikasi.
Kesenjangan digital ini jugaterjadi pada level dosen dan sivitas akademika
lainnya.Adanya resistansi atau penolakan baik yang bersifat statik(berupa sifat
malas berubah dan malas belajar) maupun agresif(perlawanan, karena menjadi
pihak yang ‘dirugikan’).Ketergantungan pada sumber dana yang berasal dari
hibahkompetisi menjadikan perkembangan TIK di Unnes tidak selaluberjalan sesuai
skenario ideal. Hal itu disebabkan setiapprogram hibah yang diluncurkan Dikti
senantiasa memiliki arahdan fokus sendiri, dan tidak selalu bisa dikaitkan denganimplementasi
TIK.
Peluang-peluang di Masa Depan
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
maupun KurikulumTingkat Satuan Pendidikan, termuat mata ajaran
TeknologiInformasi dan Komunikasi untuk SMP/MI maupunSMA/SMK/MA/MAK. Sampai
saat ini belum ada LembagaPendidikan Tenaga Kependidikan yang menghasilkan guru
dengan spesialisasi pengajar
Teknologu Informasi danKomunikasi. Sebagian besar guru TIK di lapangan adalah
guruyang berasal dari bidang keahlian kependidikan lain yangkebetulan ‘bisa
mengoperasikan komputer’ atau bahkansarjana-sarjana komputer. Ini merupakan
peluang bagi LPTKseperti Unnes, baik dengan membuka secara khusus programstudi
yang terkait dengan TIK ataupun membekali calon gurudengan keterampilan TIK
yang memadai sehingga tidakgamang menghadapi penugasan sebagai guru TIK.Ladang
garapan lain yang seharusnya digarap LPTK sepertiUnnes adalah bidang
pemanfaatan TIK dalam prosespembelajaran. Kiranya program studi Kurikulum dan
TeknologiPendidikan (dengan penekanan pada frasa terakhir, TeknologiPendidikan)
tepat untuk menggarap bidang tersebut. Berikutadalah sebagian dari daftar
panjang bidang-bidang yangseharusnya digarap Unnes sebagai LPTK:Kajian desain
dan implementasi bahan ajar multimedia;Kajian teori-teori belajar terkait
proses pembelajaran
online
;Kajian eksploratif pemanfaatan
jaringan Internet dalam prosespembelajaran;Desain dan implementasi perangkat
lunak pembelajarandengan berlandaskan pada teori belajar mutakhir;Pemanfaatan
secara kreatif aplikasi-aplikasi berbasis internetyang telah ada menjadi alat
bantu pembelajaran;Kajian pemanfaatan
chatting, blogging,
maupun
teleconferencing
pada proses pembelajaran;
Penutup
Sebagai institusi yang menghasilkan
guru dan tenagakependidikan lainnya, Unnes masih perlu membenahi dan
terusmemperbaiki infrastruktur terkait teknologi informasi dankomunikasi.
Perbaikan infrastruktur TIK ini merupakankeniscayaan, mengingat pesatnya
perkembangan TIK padaumumnya dan yang terkait dengan proses pembelajaran
padakhususnya. Selain perbaikan infrastruktur, rekayasa sosialuntuk mendekatkan
sivitas akademika dengan TIK perludilakukan mengingat bahwa adopsi teknologi
hanya berhasilbaik apabila disertai dengan penyesuaian-penyesuaian budayamaupun
kebiasaan yang dibawa serta oleh teknologi tersebut.
Daftar Pustaka
Hari Wibawanto. 2006.
Learning Management System
.
Handout
. Disajikan pada
Training on ICT in Instruction
forQuality Improvement of Graduate Study
di UniversitasUdayana,
Denpasar.Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006.
Buku Putih.Penelitian Pengembangan
dan Penerapan IPTEK Bidang TeknologiInformasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025
. Jakarta:Kementerian Negara Riset
dan Teknologi.Lallana, Emmanuel C. 2003.
The Information Age
. Manila: e-Asean Task Force UNDP
APDIP.SEAMOLEC. 2003.
e-Learning di Indonesia dan
Prospeknya di Masa Mendatang
.
Makalah
. Disajikan pada Seminar
0 komentar:
Posting Komentar